Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]


Dalam kehidupan ini, manusia didorong untuk memiliki cita-cita dan merancang masa depan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan adalah bentuk ikhtiar, usaha nyata agar hidup lebih terarah dan tujuan dapat tercapai. Namun, sekuat apapun kita merancang, tetap ada kekuatan yang lebih besar yang menentukan: kehendak Allah.

Sebagaimana pepatah motivasi yang bijak menyatakan:

"Semantap-mantapnya kita merencanakan masa depan, tetap sisakan ruang untuk ridha bahwa hari esok memang di luar kehendak kita. Dan isi ruang itu dengan tawakkal bahwa apa yang terjadi di luar perencanaan kita, adalah yang terbaik dari Allah."

Pesan ini mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakkal. Islam tidak pernah melarang kita untuk berencana, justru menganjurkan umatnya untuk berusaha sebaik mungkin. Namun, di balik itu, kita harus menyadari bahwa hasil akhir bukan mutlak di tangan kita, melainkan di tangan Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُوا۟ شَيۡـٔٗا وَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيۡـٔٗا وَهُوَ شَرّٞ لَّكُمۡۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini menanamkan keyakinan bahwa di balik setiap peristiwa, baik yang sesuai rencana maupun yang meleset, terdapat hikmah yang Allah tahu sedangkan kita tidak.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ

"Bersungguh-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah."
(HR. Muslim no. 2664)

Hadis ini menegaskan bahwa kewajiban kita adalah berusaha keras dalam hal yang bermanfaat, sambil tetap menggantungkan hati kepada Allah, bukan pada usaha itu sendiri. Inilah hakikat tawakkal yang sejati: usaha maksimal, namun hati tetap pasrah dan ridha atas hasil yang ditentukan-Nya.

Menanamkan Tawakkal dalam Jiwa

Agar hati tenang dalam menghadapi ketidakpastian masa depan, mari kita isi ruang yang kosong itu dengan tawakkal:

1. Yakin bahwa setiap takdir Allah adalah kebaikan, meski kadang pahit di awal.


2. Berdoa memohon yang terbaik dan menguatkan hati agar ridha menerima apapun hasilnya.


3. Bersyukur atas segala keadaan, karena syukur membuka pintu kebaikan yang lebih luas.


4. Terus berikhtiar, namun tak menjadikan hasil sebagai beban pikiran yang melemahkan.

Dengan cara ini, hidup kita menjadi ringan, karena kita telah menggabungkan usaha keras dengan sikap pasrah kepada yang Maha Kuasa. Maka, rencana boleh disusun serapi mungkin, tapi jangan lupa siapkan ruang untuk ridha dan tawakkal — itulah kunci ketenangan sejati.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]