23/10/2020

Materi Khutbah Jum'ah Bagian 1 - MERAIH KECERDASAN MUTTAQIN : P.P MBS CEPU

 


MERAIH KECERDASAN MUTTAQIN - P.P MBS CEPU


" Awali dengan Mengucapkan Puji Syukur, sholawat nabi, dan mengingatkan ketakwaan"

Ma’asyira al-Muslimin jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah.

Pada hari yang berbahagia ini, saya ingin berwasiat pada diri sendiri dan kepada jamaah shalat Jum’at, marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah SwT. Selanjutnya, mari kita bersyukur pada Allah yang telah melimpahkan segala nikmat kepada, kita berkumpul di sini untuk bersimpuh mengagungkan Asma Allah, menyatakan dan mempersaksikan kebesaran Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Besar, Maha Pemurah atas segala nikmat- Nya yang tak terhitung.

Shalawat serta salam kami sampaikan pada Rasulullah saw yang selalu menyampaikan pesan dan memberikan suri tauladan hingga akhir hayat, dan kepada para keluarganya, sahabat-sahabatnya, tabi’in-tabi’in, dan umat Islam yang mengikuti ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw.

Kecerdasan muttaqin yang tedapat dalam Q.s. Ali Imran, [3]: 135- 138 merupakan kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual. Pada ayat-ayat tersebut Allah SwT berfirman:

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.
Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah  bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul). Ini (Al- Qur’an) adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa."

Q.s. Ali Imran [3]: 135-136

dijelaskan yaitu ciri orang yang bertakwa adalah orang yang berdzikir, istigfar, dan bertaubat yakni dimaknai cerdas secara spiritual atau kecerdasan beribadah. Allah memerintahkan orang yang telah berbuat kesalahan supaya, pertama mereka ingat Allah SwT, lalu memohon ampun. Kedua, tidak meneruskan perbuatan itu, meninggalkan dengan tekad tidak mengulangi dosa, dan ketiga mereka mengetahuinya, yaitu pengetahuan kesadaran untuk tidak melakukan lagi. Ayat di atas tidak berarti, ketika kita melakukan kesalahan kemudian baru kita meminta ampun kepada Allah tetapi berdoa hendaknya dilakukan di waktu pagi dan petang sebagaimana yang diperintahkan di dalam Al-Qur’an (Q.s. Al-Insan, [76]:
25, Q.s. Al-Fath, [48]: 9).
Di samping itu, manusia hendaknya tidak seperti pepatah makan kacang lupa akan kulitnya. Karena kebanyakan manusia di dunia ini, ketika melakukan kesalahan atau ditimpa musibah manusia selalu ingat kepada Allah, tetapi setelah berdoa dan dikembalikan nikmatnya, dia lupa kepada nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kembali sebagaimana diungkapkan dalam Q.s. Al-Zumar, [39]: 8

Jamaah Shalat Jum’at yang disayangi oleh Allah SwT

Kecerdasan Intelektual
Pada Q.s. Ali Imran [3]: 137 manusia diperintahkan untuk mempelajari Sunnahtullah yakni kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat, sedangkan ayat 138 menjelaskan bahwa isyaratnya tidak lain adalah Al- Qur’an Kitab Suci yang mengungkapkan adanya hukum- hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Al-Qur’an adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Kedua ayat tersebut dipahami pada dua konsep intelegensi.
Para psikolog yang membahas intelegensi sepakat  bahwa intelegensi terbagi menjadi dua macam yaitu pertama kemampuan verbal, yang tercermin dalam perilaku seperti menampilkan kosa kata yang baik, membaca dengan pemahaman yang tinggi, berpengalaman yang mendalam pada suatu bidang pengetahuan tertentu, dan menunjukkan rasa ingin tahu. Kedua, keterampilan memecahkan masalah, yang tercermin pada perilaku seperti berpikir logis dan jernih, mampu menerapkan pengetahuan dalam menghadapi masalah, dan membuat keputusan yang baik.
Kecerdasan intelegensi yang pertama adalah pengetahuan yang ada di masyarakat, yaitu ketetapan atau Sunnah-Sunnah Allah di masa lalu, masa sekarang, atau masa depan. Sesuatu yang terjadi di bumi seharusnya dipelajari dan diperhatikan.


"Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu Sunnah-Sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat  orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul)."
Dan kecerdasan intelegensi kedua terkandung dalam Q.s. Ali Imran [3]: 138


"Ini (Al-Qur’an) adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa."
Dalam Q.s. Ali Imran [3]: 137, manusia diperintahkan untuk memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi sekeliling kita, lalu perhatikan apa yang terjadi akibat dari orang- orang yang tidak taat pada Sunnah- Sunnah atau ketetapan Allah dan memahami akibat orang yang telah mendustakan Rasulullah saw.
Ini menunjukkan bahwa orang yang cerdas memahami ayat Al- Qur’an adalah orang yang mampu menafsirkan Al-Qur’an secara komprehensif. Yaitu menafsirkan Al- Qur’an tidak sepotong-potong, perlu pengetahuan ilmu-ilmu Al-Qur’an, ilmu-ilmu Hadits, fiqih, sain dan teknologi, antropologi, psikologi, ekonomi, dan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dapat membantu memahami isyarat atau pesan-pesan Allah di dalam Al-Qur’an. Sehingga agama Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan rahmat bagi golongannya sendiri, seperti aksi terorisme, perusakan lingkungan, menyakiti diri sendiri yang dapat merusak kesehatan, atau perbuatan yang tidak sejalan dengan pandangan Islam.
Sungguh luas pandangan hidup yang diajarkan oleh Al-Qur’an.

Jamaah shalat Jum’at yang disayangi oleh Allah SwT.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita semua jamaah shalat Jum’at yang memakai pakaian yang baru atau yang lama tidak akan berarti. Jika pakaian tersebut tidak dihiasi dengan ketakwaan karena pakaian yang baik adalah takwa, Allah berfirman dalam Q.s. Al-A’raf [7]: 26
26. Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup  auratmu  dan pakaian  indah  untuk  perhiasan, dan pakaian takwa adalah pakaian yang paling  baik.  Yang  demikian itu merupakan sebagian dari tanda- tanda kekuasaan Allah. Mudah- mudahan mereka selalu ingat.
Seiring dengan itu, takwa sudah seharusnya ‘digendong kemana- mana’ seperti yang dijelaskan dalam beberapa Hadits. Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada, dan ikuti perbuatan jelek dengan kebaikan. Serta dijelaskan pada Hadits lain bertakwalah kepada Allah, karena hal itu adalah  sekumpulan  kebaikan.




KHUTBAH KE DUA DI AWALI DENGAN MUKHODIMAH
DAN DI AKHIRI DO'A





No comments:

Post a Comment