Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]


Dalam perjalanan hidup seorang mukmin, hati adalah pusat utama. Ia adalah raja yang mengendalikan anggota tubuh lainnya. Bila hati itu hidup, maka seluruh amal pun akan ikut lurus. Namun, bila hati itu mati atau sakit, maka akan tampak tanda-tanda kerusakan dalam amal dan akhlak seseorang.

Ada satu nasihat yang begitu dalam maknanya:

"Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas kesempatan beramal yang engkau lewatkan, dan tidak ada penyesalan atas pelanggaran yang engkau lakukan."

Ini adalah cermin yang jujur untuk diri kita. Jika hati sudah tidak lagi gelisah saat meninggalkan kebaikan, dan tidak lagi pedih saat tergelincir dalam dosa, maka itu pertanda hati sedang dalam kondisi kritis, bahkan bisa jadi telah mati.

Hati yang Hidup: Tanda Keimanan

Allah ï·» berfirman dalam Al-Qur’an:

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا ٱلۡÙ…ُؤۡÙ…ِÙ†ُونَ ٱلَّذِينَ Ø¥ِذَا ذُÙƒِرَ ٱللَّÙ‡ُ ÙˆَجِÙ„َتۡ Ù‚ُÙ„ُوبُÙ‡ُÙ…ۡ ÙˆَØ¥ِذَا تُÙ„ِÙŠَتۡ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ Ø¡َايَٰتُÙ‡ُÛ¥ زَادَتۡÙ‡ُÙ…ۡ Ø¥ِيمَٰÙ†ٗا ÙˆَعَÙ„َÙ‰ٰ رَبِّÙ‡ِÙ…ۡ ÙŠَتَÙˆَÙƒَّÙ„ُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal."
(QS. Al-Anfal: 2)

Ayat ini menggambarkan kondisi hati yang hidup: mudah tersentuh oleh peringatan Allah, gemetar karena takut kepada-Nya, dan selalu haus akan tambahan iman.

Tanda Hati yang Mati

Sebaliknya, hati yang mati ditandai dengan:

1. Tidak merasa kehilangan saat ketinggalan shalat berjamaah, sedekah, atau amal kebaikan lainnya.

2. Tidak merasa berdosa ketika melakukan pelanggaran syariat, seperti ghibah, zina mata, atau menunda kewajiban.

3. Tidak tersentuh oleh ayat-ayat Al-Qur’an maupun nasihat yang menegur.

4. Merasa bangga dengan maksiat, bahkan menjadikannya bahan cerita.

Rasulullah ï·º bersabda:

ÙƒُÙ„ُّ بَÙ†ِÙŠ آدَÙ…َ Ø®َØ·َّاءٌ ÙˆَØ®َÙŠْرُ ٱلْØ®َØ·َّائِينَ ٱلتَّÙˆَّابُونَ

"Setiap anak Adam pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang banyak bertaubat."
(HR. Tirmidzi no. 2499, Hasan shahih)

Hadis ini menegaskan bahwa manusia memang tak lepas dari kesalahan, namun tanda hati yang masih hidup adalah yang selalu kembali dengan taubat dan penyesalan.

Menghidupkan Kembali Hati

Jika kita merasa tanda-tanda itu mulai muncul, maka jangan biarkan hati benar-benar mati. Segera hidupkan kembali dengan:

Taubat nasuha, menyesali dosa dengan sebenar-benarnya penyesalan.

Meningkatkan zikir dan tilawah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah obat bagi hati.

Menghadiri majelis ilmu yang mengingatkan kepada akhirat.

Berteman dengan orang shalih, yang bisa menjadi cermin kebaikan bagi diri kita.

Mari kita jaga hati ini agar selalu hidup. Jangan biarkan kesempatan beramal terlewat tanpa rasa sedih, dan jangan biarkan dosa berlalu tanpa penyesalan. Karena hidup sejati adalah ketika hati masih mampu menangis di hadapan Allah.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]