Dalam perjalanan menuju kebaikan, tak jarang kita mendapati diri berjalan sendirian. Orang-orang mungkin tak melihat, tak peduli, bahkan tak mendukung langkah kita. Tapi ketahuilah, jangan takut jika jalanmu sepi.
Selama Allah ridha dan langkahmu lurus pada kebaikan, maka sunyi itu bukan kekalahan. Justru, itu adalah tanda bahwa Allah sedang membersihkan hatimu dari segala suara yang memecah tujuan.
Kadang, keramaian bisa membuat hati bising. Pujian bisa membuat niat melenceng. Maka, dengan kesunyian, Allah sedang mengajarimu untuk berjalan lurus hanya karena-Nya, tanpa bergantung pada tepuk tangan manusia.
Tak Perlu Ucapan "Selamat" Untuk Merasa Berharga
Harga dirimu di sisi Allah tidak ditentukan oleh seberapa banyak manusia mengucapkan "selamat" atas usahamu. Nilaimu tak bertambah karena sanjungan, tak berkurang karena diamnya manusia.
Allah ï·» berfirman:
Ù‚ُÙ„ۡ Ø£َغَÙŠۡرَ ٱللَّÙ‡ِ Ø£َبۡغِÙŠ رَبّٗا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ رَبُّ ÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠۡØ¡ٖۚ
"Katakanlah: Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan segala sesuatu?"
(QS. Al-An’am: 164)
Ini pengingat bahwa yang kita cari adalah ridha Allah, bukan pengakuan makhluk. Maka, tak mengapa jika tak ada yang menyadari perjuanganmu, selama Allah mencatatnya.
Nabi ï·º pun Mengalami Sepi
Lihatlah bagaimana Rasulullah ï·º berdakwah di awal kenabian: beliau berdiri sendiri di tengah kaumnya yang menentang. Hanya sedikit yang menyambut seruannya. Tapi kesepian itu bukan tanda kekalahan, melainkan proses pembersihan hati, agar beliau hanya bergantung kepada Allah semata.
Beliau bersabda:
Ù…َÙ†ِ الْتَÙ…َسَ رِضَا اللَّÙ‡ِ بِسَØ®َØ·ِ النَّاسِ، رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ ÙˆَØ£َرْضَÙ‰ عَÙ†ْÙ‡ُ النَّاسَ، ÙˆَÙ…َÙ†ِ الْتَÙ…َسَ رِضَا النَّاسِ بِسَØ®َØ·ِ اللَّÙ‡ِ، سَØ®ِØ·َ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَØ£َسْØ®َØ·َ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ النَّاسَ
"Barang siapa mencari ridha Allah walau manusia murka, maka Allah akan ridha kepadanya dan membuat manusia pun ridha kepadanya. Dan barang siapa mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, maka Allah akan murka kepadanya dan membuat manusia pun murka kepadanya."
(HR. Ibn Hibban no. 276)
Hadis ini menjadi pelita: bahwa kita tak perlu takut berjalan sendiri, asalkan arah kita menuju Allah.
Pesan untuk Hati yang Sepi
Jalan yang sepi bukan berarti salah. Kadang itu jalan yang paling benar.
Kesunyian adalah latihan jiwa, agar fokus hanya pada tujuan, bukan pada sorak-sorai.
Tak perlu ucapan "selamat" dari manusia, cukup ridha dari Allah yang Maha Melihat setiap amal hamba-Nya.
Yakinlah, setiap langkah yang lurus, meskipun tanpa saksi manusia, selalu dalam pandangan Allah. Dan itu sudah lebih dari cukup.
No comments:
Post a Comment