Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]


Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan selalu berinteraksi dengan berbagai macam manusia. Ada yang berhati mulia, pandai menjaga hubungan, dan ada pula yang perangainya buruk, hingga merusak tali persaudaraan hanya karena kemarahan sesaat.

Seperti pepatah yang sarat pelajaran:

"Orang yang paling buruk perangainya, jika ia marah padamu, ia lupakan semua kebaikanmu, ia sebarkan rahasiamu, ia lupakan kedekatanmu, ia berkata buruk tentangmu, padahal engkau tidak melakukannya."

Inilah tanda nyata dari hati yang telah dikuasai oleh akhlak tercela. Ia mudah melupakan kebaikan masa lalu hanya karena perbedaan kecil di masa kini. Ia tidak mampu menahan lidah dari membuka aib, bahkan tega menuduh sesuatu yang tidak pernah kita lakukan.

Akhlak Mulia adalah Tanda Keimanan

Islam mengajarkan bahwa akhlak adalah cerminan dari iman seseorang. Orang yang beriman, ketika marah, tetap mampu mengendalikan diri. Ia tidak melupakan kebaikan, tidak mengkhianati rahasia, dan tetap menjaga lisan.

Allah ﷻ berfirman:

وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Ali Imran: 134)

Ayat ini memuji orang yang mampu mengendalikan emosinya dan tetap berbuat baik, meski disakiti. Inilah tanda hati yang bersih.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ، فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ...

"Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?" Mereka berkata, "Orang yang bangkrut di antara kami adalah yang tidak punya dirham maupun harta." Nabi bersabda, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, puasa, dan zakat, namun ia datang dalam keadaan pernah mencela si ini, menuduh si itu, memakan harta si ini, menumpahkan darah si itu, dan memukul si ini. Maka diberikanlah kebaikannya kepada mereka..."
(HR. Muslim no. 2581)

Hadis ini mengingatkan bahwa ibadah yang banyak akan sia-sia jika akhlak kepada manusia rusak: suka mencela, menyebar aib, dan menuduh tanpa hak.

Jadilah Orang yang Mulia dalam Marah

Bila kita diuji dengan emosi, mari kita jaga lisan dan hati kita. Tahan amarah, ingat semua kebaikan yang pernah orang lain berikan kepada kita. Jangan sebarkan aib, apalagi membuat fitnah.

Tanda orang mulia adalah yang tetap menjaga rahasia orang lain walau hubungan sudah retak. Ia tetap adil dalam bicara, tidak berlebihan dalam mencela, dan tetap mengingat masa-masa baik yang pernah ada.

Pesan untuk Hati Kita

Jangan sampai kita menjadi orang yang disebut sebagai "paling buruk perangainya":

Yang mudah melupakan kebaikan orang lain.

Yang membuka aib ketika marah.

Yang tega memfitnah hanya demi menenangkan egonya.


Sebaliknya, mari kita berusaha menjadi pribadi yang dicintai Allah: yang menahan marah, memaafkan, dan terus menjaga akhlak mulia.

Karena akhlak itulah yang akan menyelamatkan kita, bukan sekadar banyaknya amal.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]