Dalam hidup ini, sering kali kita bukan tidak mampu untuk berubah atau berkembang. Namun, kita terlalu nyaman berada dalam kondisi yang gelap — zona nyaman yang sebenarnya menahan langkah kita menuju kemajuan. Kita lupa bahwa cahaya itu hanya bisa dijemput oleh mereka yang berani melangkah.
Seperti ungkapan yang bijak:
"Kadang bukan karena kita tak mampu, tapi karena terlalu nyaman di tempat yang gelap, hingga lupa bahwa cahaya hanya bisa dijemput oleh yang mau melangkah. Jangan malu belajar. Malulah jika kamu masih diberi nafas dan kesempatan oleh Allah, tapi enggan melangkah untuk benar-benar belajar."
Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar yang rambutnya telah memutih karena usia, pernah berkata:
"بِالْمِحْبَرَةِ إِلَى الْمَقْبَرَةِ"
"Bersama tinta (alat belajar), hingga ke liang lahat."
Ini menunjukkan bahwa proses belajar itu sepanjang hayat. Tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu, tidak ada alasan untuk berhenti melangkah selama Allah masih memberi kita nafas.
Belajar: Jalan Menuju Cahaya
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا۟ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
"Katakanlah (Muhammad), apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran."
(QS. Az-Zumar: 9)
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu memiliki kedudukan yang berbeda. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidup, membedakan antara yang benar dan yang salah, antara kemuliaan dan kehinaan.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
مَن سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim no. 2699)
Hadis ini memotivasi kita bahwa setiap langkah kecil untuk belajar — membaca, mendengar kajian, bertanya — itu sejatinya adalah langkah menuju surga.
Jangan Malu Belajar
Sering kali, yang menghalangi kita untuk belajar bukan karena sulitnya ilmu, tapi karena perasaan malu atau gengsi. Malu bertanya, malu dianggap belum tahu, malu karena usia sudah lanjut. Padahal, malu yang sejati adalah jika kita dibiarkan hidup oleh Allah, diberi akal, diberi waktu, tapi kita enggan menggunakannya untuk menuntut ilmu.
Maka, selama hayat masih dikandung badan, mari kita bangkit dari zona nyaman kita. Jangan biarkan kegelapan ketidaktahuan membelenggu kita. Mulailah melangkah, walau pelan. Karena hanya mereka yang melangkah, yang akan sampai pada cahaya.
Seperti kata Imam Ahmad: "Dengan tinta hingga ke liang lahat."
Belajar adalah perjalanan yang tak pernah usai, sampai Allah memanggil kita kembali.
No comments:
Post a Comment